Model
pembelajaran Quantum Teaching dimulai di Super Camp sebuah
program untuk remaja yang dibuka tahun 1982 yang di gagas oleh Bobbi Depoter. Super
Camp merupakan sebuah program percepatan Quantum Teaching “Bawalah
dunia mereka ke dunia kita, antarkanlah dunia kita ke dunia mereka”. Maksud
dari azas di atas adalah guru harus membangun jembatan autentik untuk memasuki
kehidupan murid. Dengan demikian guru mempunyai hak mengajar, sehingga murid
dengan sukarela, antusias dan semangat untuk mengikuti pelajaran.
Quantum
berarti
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (Bobbi Depoter dkk, 2000:5).
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi kesuksesan. Dalam
pembelajaran Quantum Teaching, siswa yang merupakan komunitas belajar
agar dalam belajar mencapai hasil yang optimal, hendaknya terjadi umpan balik,
tempat siswa mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar
dan tumbuh maka perlu mengorkestrasi kesuksesan melalui konteks.
Konteks
utama pembelajarn Quantum Teaching mempunyai empat aspek:
1) Suasana
Dalam
suasana kelas mencakup bahasa penyampaian yang dipilih, cara menjalin rasa
simpati terhadap siswa dan sikap kita terhadap sekolah serta belajar.
2) Landasan
Landasan
adalah kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur dan aturan
bersama.
3)
Lingkungan
Lingkungan
adalah cara guru atau sekolah menata ruang kelas, pencahayaan, warna,
pengaturan meja dan kursi, tanaman, hiasan kelas.
4) Rancangan
Rancangan
adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat
siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi
Quantum
Teaching memiliki lima prinsip (Bobbi Depoter dkk, 2000:7)
yaitu:
1. Segalanya berbicara
2. Segalanya bertujuan
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
4. Akui setiap usaha
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula
dirayakan.
Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching :
1)
Tumbuhkan
Tumbuhkan minat
dengan memuaskan “ Apakah manfaat bagiku dan manfaat kehidupan pelajar". Dalam
hal ini guru memberikan motivasi, semangat, rangsangan supaya belajar, yaitu
dengan melakukan praktek secara langsung apa yang disampaikan oleh guru.
2) Alami
Ciptakan atau
datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Siswa mengalami
sendiri apa yang dilakukan dengan praktek langsung dalam menyelesaikan masalah.
3) Namai
Sediakan kata
kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan. Dengan melakukan praktek
secara langsung maka siswa benar-benar bisa mencari rumus, menghitung, dengan
alat bantu (media) siswa mendapat informasi (nama) yaitu dengan pengalaman yang
dialami sehingga membuat pengetahuan siswa akan berarti.
4) Demontrasikan
Sediakan
kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Siswa diberi peluang
untuk menterjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka dalam pelajaran,
sehingga siswa bisa menunjukkan dan menyampaikan kemampuannya telah di dapat,
dialami sendiri oleh siswa.
5) Ulangi
Mengulang materi
pembelajaran akan menguatkan koreksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu dari
materi yang telah dialami siswa secara langsung, sehingga siswa akan selalu
teringat dari materi lingkaran yang telah dialaminya.
6) Rayakan
Pengakuan untuk
menyelesaikan partisipasi dan memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Setelah siswa secara langsung bisa menunjukan kebolehan mendemontrasikan maka
siswa saling memuji antar teman dengan memberikan tepuk tangan.
Sumber:
Bobbi Deporter dkk.2000.Quantum
Teaching.Bandung:Kaifa
No comments:
Post a Comment
Penulis mengharapkan komentar, kritik, dan saran agar blog ini semakin baik kedepannya :)