Saturday, June 30, 2012

MANAJEMEN SISWA (PENGELOLAAN KELAS)

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Pengelolaan itu sendiri adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. Menurut Drs. Wirnano Hamiseno, pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan lola berati suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencana mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat  merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya. Dalam pelaksanaan selalu adanya tahap-tahap: pengurusan, pencatatan, dan penyimpanan dokumen. Pengurusan akan mudah dan lancar apabila dalam perencanaan dan pengorganisasian cukup mantap.

Manajemen siswa adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain. Pekerjaan mengenai siswa kadang-kadang termasuk ke dalam manajemen siswa, tetapi ada kalanya termasuk manajemen lain. Mengelompokkan siswa untuk membentuk kelompok belajar, termasuk administrasi kurikulum, tetapi mencatat hasil belajar siswa dapat dikategorikan sebagai kegiatan manajemen siswa.

Tidak seorang pun ingkar dengan pengertian bahwa hanya di sekolah terdapat siswa. Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Di lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah, yakni SD, SMP dan SLTA, obyek didik ini disebut siswa. Di lembaga pendidikan tingkat tinggi, yakni di Universitas, Akademi, Institut, obyek didik ini disebut Mahasiswa. Lingkup pembicaraan dalam buku ini adalah sekolah-sekolah, bukan perguruan tinggi. Oleh karena itu, apa yang akan dibicarakan adalah pengelolaan siswa. Semua anak yang sudah mendaftarkan diri  kemudian diterima di suatu sekolah, secara otomatis menjadi tanggung jawab sekolah. Mereka ini perlu diurus, diatur, diadministrasikan, sehingga dapat cukup mendapat perlakuan sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua atau wali yang mengirimkan ke sekolah.

Agar setiap anak mendapatkan perlakuan yang secara maksimal dan adil, maka perlu didaftar, dicatat, di kelompok-kelompokan, ditempatkan di kelas. Pada waktu tertentu, sekolah memberi kewajiban memberikan laporan kepada orang tua atau walinya tentang dari apa yang dilakukan atau diucapkan oleh anak tersebut di sekolah dari hari ke hari. Mendaftar, mencatat, menempatkan, melaporkan dan lain-lain. Pekerjaan dengan siswa inilah yang disebut pengelolaan siswa.

Pengelolaan Kelas 
1. Pengertian pengelolaan kelas
Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi anak-anak sekolah. Kedudukan “kelas” yang begitu penting mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang profesional yang dikehendaki, terutama guru, harus profesional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan kelas meliputi dua hal yaitu :
  • Pengelolaan yang menyangkut siswa
  • Pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran).
Membuka jendela agar udara segar dapat masuk ruangan atau agar ruangan menjadi terang, menyalakan lampu listrik, mengatur meja, merupakan kegiatan pengelolaan fisik.

2. Tujuan

Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila :
  • Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
  • Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan  tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
3. Cara menghindari kesulitan pengelolaan kelas
Kelompok siswa yang mendapat pengayaan yaitu:
  • Kelompok siswa dengan kesulitan ringan. Pada kelompok ini siswa mendapat tugas untuk mengulangi pelajaran tanpa bantuan siapapun.
  • Kelompok siswa dengan sedikit kesulitan dapat ditangani oleh guru tutor sebaya.
  • Kelompok siswa dengan kesulitan terberat ditangani oleh guru sendiri.
Dalam hal ini guru harus menyadari bahwa pengelolaan kelas tidak semudah pengelolaan pengajaran dengan sistem klasikal. Sumber kesulitan yang timbul disebabkan karena pada waktu guru sedang memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, siswa-siswa yang lain menjadi gaduh dan ramai.

4. Petugas Pengelola Kelas
Tugas yang terlibat dalam pengelolaan kelas agar segalanya berjalan dengan lancar adalah :
  • Guru kelas atau guru bidang studi langsung bertanggung jawab dalam mengadakan diagnose dan menentukan tindakan apa yang harus diambil.
  • Tutor sebaya yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan pembimbingan terhadap kawan sekelas. Contoh pengelolaan kelas:
    • Ketua sebagai pengordinir kelas, yang dibantu oleh Wakil ketua
    • Sekertaris sebagai penulis di kelas
    • Bendahara sebagai pengelola keuangan kelas
    • Seksi-seksi:
      • Seksi keamaan
      • Seksi kedisiplinan
      • Seksi kebersihaan
      • Seksi keimanaan
      • Seksi kerindangan
      • Dll.
    • Piket kelas
5. Yang harus dilakukan oleh guru jika menggunakan tutor sebaya
Hal-hal yang harus dilakukan oleh para guru jika menggunakan tutor sebaya adalah:
  • Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutoring atau pembimbing ini siswa tutor bertindak sebagai guru, sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu.
  • Menyiapkan petunjuk tertulis. Baik dalam papan tulis maupun di kertas. Petunjuk tertulis ini harus jelas serta rinci sehingga setiap sisa dapat memahami dengan satu tafsiran untuk melaksanakannya. Selain petunjuk mengenai cara pelaksananya, dalam bentuk petunjuk tertulis dicantumkan pula bentuk serta cara melaporkan hasil kerja murid.
  • Menetapkan penanggung jawab untuk tiap-tiap latihan kelompok agar apabila terjadi ketidakberesan, guru dengan mudah menegurnya.
  • Kapan pun terjadinya proses belajar-mengajar di kelas serta bagaimana bentuk proses itu, guru selalu memegang tanggung jawab dan memainkan peranan penting. Peranan guru dapat diumpamakan sebagai pengatur lalu lintas di tengah jalan yang ramai.
Sumber:
Hartati Sukirman, dkk.2007.Administrasi Dan Supervisi Pendidikan.Yogyakarta:UNY Press
Suharsimi Arikunto.1988.Pengelolaan Kelas Dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif.Jakarta:Rajawali

No comments:

Post a Comment

Penulis mengharapkan komentar, kritik, dan saran agar blog ini semakin baik kedepannya :)