Saturday, June 16, 2012

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

Model pembelajaran Quantum Teaching dimulai di Super Camp sebuah program untuk remaja yang dibuka tahun 1982 yang di gagas oleh Bobbi Depoter. Super Camp merupakan sebuah program percepatan Quantum Teaching “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkanlah dunia kita ke dunia mereka”. Maksud dari azas di atas adalah guru harus membangun jembatan autentik untuk memasuki kehidupan murid. Dengan demikian guru mempunyai hak mengajar, sehingga murid dengan sukarela, antusias dan semangat untuk mengikuti pelajaran.

Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (Bobbi Depoter dkk, 2000:5). Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi kesuksesan. Dalam pembelajaran Quantum Teaching, siswa yang merupakan komunitas belajar agar dalam belajar mencapai hasil yang optimal, hendaknya terjadi umpan balik, tempat siswa mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan tumbuh maka perlu mengorkestrasi kesuksesan melalui konteks.

Konteks utama pembelajarn Quantum Teaching mempunyai empat aspek:
1)  Suasana
Dalam suasana kelas mencakup bahasa penyampaian yang dipilih, cara menjalin rasa simpati terhadap siswa dan sikap kita terhadap sekolah serta belajar.

2)  Landasan
Landasan adalah kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur dan aturan bersama.

3)  Lingkungan
Lingkungan adalah cara guru atau sekolah menata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, hiasan kelas.

4)  Rancangan
Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi

Quantum Teaching memiliki lima prinsip (Bobbi Depoter dkk, 2000:7) yaitu:
1. Segalanya berbicara
2. Segalanya bertujuan
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
4. Akui setiap usaha
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching :
1)  Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “ Apakah manfaat bagiku dan manfaat kehidupan pelajar". Dalam hal ini guru memberikan motivasi, semangat, rangsangan supaya belajar, yaitu dengan melakukan praktek secara langsung apa yang disampaikan oleh guru.

2)  Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Siswa mengalami sendiri apa yang dilakukan dengan praktek langsung dalam menyelesaikan masalah.

3)  Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan. Dengan melakukan praktek secara langsung maka siswa benar-benar bisa mencari rumus, menghitung, dengan alat bantu (media) siswa mendapat informasi (nama) yaitu dengan pengalaman yang dialami sehingga membuat pengetahuan siswa akan berarti.

4)  Demontrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Siswa diberi peluang untuk menterjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka dalam pelajaran, sehingga siswa bisa menunjukkan dan menyampaikan kemampuannya telah di dapat, dialami sendiri oleh siswa. 

5)  Ulangi
Mengulang materi pembelajaran akan menguatkan koreksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu dari materi yang telah dialami siswa secara langsung, sehingga siswa akan selalu teringat dari materi lingkaran yang telah dialaminya.

6)  Rayakan
Pengakuan untuk menyelesaikan partisipasi dan memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan. Setelah siswa secara langsung bisa menunjukan kebolehan mendemontrasikan maka siswa saling memuji antar teman dengan memberikan tepuk tangan. 


Sumber: 
Bobbi Deporter dkk.2000.Quantum Teaching.Bandung:Kaifa

No comments:

Post a Comment

Penulis mengharapkan komentar, kritik, dan saran agar blog ini semakin baik kedepannya :)